Nasional

Wow, Tiba-tiba Buku 'Diculik Prabowo' Diluncurkan

Jakarta-Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat serangan tajam dari lawan politiknya selama Pemilu 2014. Dua isu yang paling keras menghantam Prabowo adalah terkait penculikan aktivis dan rencana kudeta presiden BJ Habibie. Kasus itu terjadi ketika Prabowo masih berstatus sebagai danjen Kopassus dan panglima Kostrad.
 
Apakah benar tuduhan yang dialamatkan Prabowo seperti itu? Jawaban atas kesimpangsiuran informasi itu dapat dibaca di buku karya seorang blogger bernama Hazmi Srondol. Tidak tanggung-tanggung, buku tersebut diberi judul 'Diculik Prabowo' dan diluncurkan di Jakarta, Sabtu (10/5).
 
Buku buatan pria asal Semarang, ini terdiri 30 tulisan. Tulisan pertama berkisah tentang pengalamannya 'diculik' Prabowo pada periode Ramadhan 2013. Dia menggunakan judul 'diculik' meski sebenarnya diundang lantaran kata penculikan sekarang dinilainya sangat abstrak dan mengalami pergeseran makna.
 
"Saya diundang ke rumah Prabowo di Hambalang, Bogor, pertama masih takut. Tetapi, masa orang mau jahat pada bulan puasa. Namanya penulis harus memperbanyak materi dan saya berdiskusi lama dengan Prabowo, dan kesan saya orangnya ramah dan jauh dari yang dituduhkan lawan politiknya," kata Hazmi.
 
Hasil interaksi dengan Prabowo membuat Hazmi sadar, dua isu yang selalu menerpanya itu sangat bisa diperdebatkan. Isu terkait dengan penangkapan aktivis dan pengerahan prajurit dengan maksud mengkudeta pemerintah yang sah.
 
Menurut dia, berdasarkan pengakuan mantan menantu presiden Soeharto itu, pasukan di lapangan hanya menjalankan tugas atasan untuk mengamankan aktivis. Adapun, terkait rencana kudeta, kata dia, jelas merupakan fitnah lantaran prajurit Kostrad yang bergerak malah ingin mengamankan Ibu Kota.
 
"Hebatnya, dia tegar dan bertahun-tahun bisa menerima difitnah terus. Saya saja, sekali membuat tulisan ini, di-bully, langsung kesal. Itulah hebatnya Prabowo," ujar Hazmi.
 
Dia berharap, buku 'Diculik Prabowo' dapat mencerahkan publik. Dia mengimbau, agar masyarakat tidak mudah termakan fitnah yang menjadi senjata ampuh politikus untuk menjatuhkan Prabowo. (rep05)